Di sini kala itu kita mendera mayanya setia
Setia untuk tetap ada tanpa kata pisah
Satu malam lagi untuk perayaan rasa
Di sini kala itu kita mencoba melupa resah
Kau pergi dengan mahkota di ujung lidah
Menitipkan janji yang kian hari menusuk hati
Namun terus kujagan dalam perihnya bersalah
Kau meninggalkan sabda untuk jiwa yang sepi
Ingatlah airmata yang tumpah senja itu di dadamu
Hangatnya adalah setengah sobekan hatiku yang mati
Derasnya adalah seluruh labuhan rasa dalam pilu
Ingatlah, ketika kau pergi membawa sebagian dari diri ini
Lalu kau datang menyerahkan sebagian hatiku yang dulu kau bawa
Mendapatinya terjahit lekat dalam dadamu, keras berdenyut dan menyatu
Ketika hendak ku serapahi diri yang kosong dalam kebencian tanpa kita
Ku dapati kau kembali meminta setiaku dan kita kembali ada untuk berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"