Suara itu bersahutan. 
Memenggal hitamnya malam. 
Ranting berbisik merdu. 
Jemari mimpi membelai lembut. 
Menyilang di antara belahan. 
Bukan belahan  dada atau pahaku. 
Tapi pada belahan luka. 
Luka yang kau sematkan dengan  indah merdu dan bersahaja. 
Katamu... Aku jiwamu, aku perempuanmu, aku  segalanya bagimu. 
Aku tiada boleh ingkar dan segera kau bersinggasana di  atas kepalaku. 
Sudah. 
Semua sudah sedemikian rapi dan aku hanya  ingin,,,
Kau berkata pada burung burung di sekelilingku bahwa,,, 
Aku  adalah belahan jiwamu. 
Kepada burung burung pemangsa itu sayank,,, 
bukan  hanya kepada kebodohanku.
___________________________________________________________
Sebuah Puisi yang ditulis Kit Rose
Malu aku malu,,, :)
BalasHapusKapik'en juduuulll hahahaha
makasih ya say,,,
@ Mbak Kit :
BalasHapusWong puisinya bagus kok malah bilang judulnya yg kebagusan se mbak?
Sama-sama mbak, thanks juga sudah berkenan membagikan puisimu padaku.
Laagggiiiii :D