Rabu, 02 November 2011

DOA TELANJANG DIBAWAH BENDERANGNYA LAMPU KOTA

Ini malam kesekianku di bawah lampu kota
Masih tergugu panasnya tangis
Sendiri menanggalkan topeng malam
Membasuh noda-noda tubuh dengan airmata
Aku disini,

Di dalam berisik gelapnya ruang-ruang maksiat,
Gemulai tarianku makin menggagahi irama malam
Senyumku teruntuk liar jemarimu pada tubuhku
Ragaku tersungkur mengaharap rengkuhmu disini
Aku masih disini, 

Malam ini aku tak lagi berdoa diantara lumatan bibir 
Tak lagi mengucap doa ketika tubuh telanjangmu mengangkangiku
Untuk persetubuhan penuh laknat, tak akan ada lagi tetesan airmata
Nikmati aku malam ini untuk kerasnya kemaluanmu yang mencari liang
Aku tak akan lagi ada disini, 

Malam ini aku telanjang di bawah benderangnya lampu kota
Dalam sisa tangisan tanpa raut muka, menengadah pada bintang
Jahit merah bibir ranumku yang selalu membuat ciumanmu lumat
Ambil buah dadaku yang tiap malam menjadikanku pengeras kemaluanmu
Aku raga tanpa ruh, tak lagi menjadi sampah untuk pasung takdir yang tak pernah kumaui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"