Minggu, 16 Oktober 2011

KUTANG MERAH SULIKAH

Kang Kusno suka warna merah
Katanya, Merah membakar gairah
Merah pada memerahnya mukaku
Merah pada basahnya bibirku
Merah pada ujung payudaraku
Layu malam tak pernah lepas dari desah
Leherku pun selalu ditinggalinya warna merah



Sepertinya itu sepuluh tahun yang lalu, entahlah
Saat itu, Sulikah kembang desa baru saja menikah
Menikmati tiap malam dengan kemaluan Kusno yang kaku
Mendengar semua bisik birahi Kusno tentang tubuhnya yang merayu
Meresapi setiap gesekan tubuh Kusno diatasnya sebagai istri baru
Sulikah belum hamil, Sulikah masih kembang desa berparas mewah
Sulikah pasti bahagia, Sulikah selalu tersipu tiap Kusno tertawa megah


Sekarang Sulikah gundah
Setiap malam Kusno tak pernah tidur dirumah
Menangis Sulikah, menangis pula anak-anaknya satu per satu
Malam selalu hanya Sulikah dan waktu yang terus berlalu
Mengingat Kusno yang tak lagi bergairah pada Sulikah meski tak berbaju
Kusno datang, Sulikah memakai kutang merah, warna pembangkit gairah 
"Merah dibalik kutangmu itu sudah kendor Sulikah, aku tak lagi suka warna merah!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"