Masuklah,
Hujan diluar bukan untukmu
Mari menyesap secangkir kopi
Jinakkan hati untuk bertukar kisah
Silahkan,
Lupakan dulu gemuruh petir
Kali ini kopi hitamku kuberi gula
Biarkan kau dan aku menghangati senja
Nikmatilah,
Syahdunya aroma basahan tanah
Pahit kopiku kini mencumbu manis seleramu
Lenakan sejenak galau risau luka resah cinta kita
Tutup jendela itu,
Derasnya hujan diluaran bukan untukmu dan untukku
Hari ini kita berdua menghangatkan rindu dari dalam hati
Miliki aku musim ini, mungkin musim penghujan esok tak lagi untuk kita
runut sekali dari awal sampai akhir,ditutup dengan simpulan yang tidak bisa membuat salah satu tokoh sulit untuk mengelak hehe
BalasHapusasyik
@ Mas Budi Sudarmanto :
BalasHapusAsyik juga, mas Bud jalan-jalan ke blogku.
Salam satire mas Bud ^.^