Yang kulihat hanya pintu
Tak ada jendela
Tak satu pun kaca bening
Aku tak bisa mengintip ke dalam
Yang kudapati hanya pintu
Terkunci dari dalam
Tapi ada kau di depannya
Aku buta ruang dibelakang pintu
Yang kunikmati berikutnya
Tanganmu meremas jemariku
Terbiasa berkelakar penuh kata
Aku masih ingin tahu apa yang dibalik pintu
Yang kusesali kemudian
Terikat hatiku pada ketidaktahuanku akanmu
Terpasung cintaku untuk hati yang tak kutau milik siapa
Aku masih diluar pintu, masih selalu di pintu yang salah
Kenapa tidak kau usir aku
Sebelum aku meremas juga jemarimu dari luar pintu
Kenapa tidak tunjukkan padaku apa di balik pintu itu
Saat kau lebih tahu, terlarang bagiku menaruh hati pada pintu yang salah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"