Semalaman mimpi-mimpi kita berbincang ramai dengan lelah dalam rindu menganga. Sesekali mimpi menepi, menjauhi kerasnya mau yang merentang jarak,
"Bayangan tak boleh terlalu dipedulikan," semerbak kembang-kembang kopi di jenjang lehermu adalah masaku untuk kembali.
Semalam buaian sepi di atas ranjang menyalak pada hati yang koyak,
"Aku disini...lekat dalam liatnya doa-doa," bersamamu membunuh kenangan untuk senyuman usai September diingkarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"