"Memandangmu dari sini dengan dada lapang dan mata berlinang adalah persembahan atas sederet doa-doa,"
Lirih diri menjamah hatimu yang mengeraskan duka,
"Pernahkah sekali kau campakkan angkuh dan setumpuk keAkuan di kerongkongan demi untuk menikmati gelap disini?" Gelap yang tak pernah membuat pelukanmu lepas untuk lara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"