Senin, 08 Juli 2013

DARI BAWAH KOLONG RANJANG

Ibu melumat janji dalam mulut
mengulumnya liat bersama mimpi
Tubuh telanjangnya berkilatan
deras keringat menemani tarian pinggulnya

Bapak melukis esok dengan lidah
setiap warna tertoreh penuh gairah
Jari-jarinya menjalar ke penjuru surga
merampas tiap jengkal lahan sekal ditubuh ibu

Waktu itu aku di kolong ranjang,
tiba-tiba ada saat dicipta tanpa doa
Tak ditengok, pun diajak bicara dunia
terlahir dari amarah setelah senggama

Selamanya disembunyikan di bawah kolong ranjang,
tak punya suara untuk di dengar, hanya didiamkan
tak berani bertanya nama sejak Bapak melupa benih
Dari sini menatapmu, "Bilakah kau dengar sejarahku di musim dingin?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"