Kamis, 11 April 2013

SECANGKIR KOPI UNTUK TUHAN

Pagi mengintai
Menyibak selimut dari ujung kaki
Sisa ratapan berlarian di usir pagi
Hari hendak dimulai lagi, Tuhan
Biar kuseduh dirimu sampai berkerak,
"Secangkir kopi lagi untukmu," untuk embun yang turun pada terangnya hari di lembab dada mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"