Selasa, 30 April 2013

HUJAN TERAKHIR

Hujan terakhir datang tergopoh-gopoh.
Matanya yang seharian tadi mengerami warna hitam, tergelincir bening air mata.

Di bibirnya tanya berdesak-desakan, melupakan waktu bermainnya dengan angka-angka di pelosok dada,
"Ini musim terakhir untuk menanggung setia...,"

Yang pongah dimakan waktu.
Sesaat meningkahi secangkir obrolan di ujung senja, sekedar untuk saling bertanya khabar. Bukannya terengah-engah membuang waktu, mengubur setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"