Matanya yang seharian tadi mengerami warna hitam, tergelincir bening air mata.
Di bibirnya tanya berdesak-desakan, melupakan waktu bermainnya dengan angka-angka di pelosok dada,
"Ini musim terakhir untuk menanggung setia...,"
Yang pongah dimakan waktu.
Sesaat meningkahi secangkir obrolan di ujung senja, sekedar untuk saling bertanya khabar. Bukannya terengah-engah membuang waktu, mengubur setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"