Tak ada satu huruf pun yang singgah di telapak tanganku.
Lembar-lembar halaman di pelupuk mataku mulai menipis, berlalu ke arah kiri; jalanan yang menjauhiku. Sementara aku masih tak beranjak pada rumah tua yang kau titipkan padaku sewaktu hidup membawamu berjalan-jalan,
"Jangan pernah meninggalkan rumah, seburuk apa pun petaka menunda gerimis...,"
Dan disinilah aku, menjaga semua huruf-huruf yang kau tinggalkan di setiap dinding rumah; selalu membacanya seakan kau masih disini, menghidupkannya kembali pada halaman depan buku sewaktu halaman belakangnya mulai kehabisan kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"