Ku kumpulkan kata demi kata tentang jemari tangannya yang menghitung rindu tanpa lelah. Entah apa yang membuat masyuknya malam mengerami hati.
"Angka-angka yang membawamu menjauh dari musim-musim yang hilang itu menakutiku...,"
Dan sewaktu senyumnya semakin kabur untuk diingat, detak jantungnya membentak langkah kaki yang hendak berlari.
"Menertawakan mereka sama perihnya dengan meminta malam berhenti untuk datang...," jadi kenapa tidak kau relakan saja kenangan berjatuhan seperti gerimis yang menghentak ketidakadaan di samping tubuhku, ada lalu tak berbekas...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"