Kamis, 14 Februari 2013

HIDUPLAH DISINI

Seperti halaman-halaman buku yang kubaca sedari pagi hingga malam,
Kata demi kata yang bertebaran dalam ingatanku mulai memenuhi halaman belakang rumah bersama berisik gerimis yang menghidupi daun-daun muda...kau tertanam lekat pada tanah basahnya.
"Aku tak mau menghidupkanmu di halaman depan...," kala gelisahku sudah lebih dulu memenuhi sesak dada dengan ketakutan.

Hiduplah disini, di tempat aku menghirup aroma kopi pahit dengan hela nafas panjang dalam pejam mata yang di buai magis wangi basahnya tanah dan rumput-rumput muda.

Disini saja, di halaman belakang yang menangkap magisnya malam tanpa siapa pun, hanya denganku yang belum juga memperbolehkanmu terlihat oleh mekar kembang-kembang kertas di halaman depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"