Rabu, 13 Februari 2013

DESEMBER DI JANUARI

Sepanjang jalan kularung resah
Tersungkur dalam gelimang air mata
"Aku hidup bukan dari huruf-huruf, aku ada...,"
Kenapa hanya kau baca puisi-puisiku?

Desember basah merebut hati,
Terjungkal rindu-rindu yang hening
Sejengkal pun tak kutinggalkan rumah
Meski Desember kembali di Januari, "Aku masih menunggu...,"

Setua kelabunya helai-helai rambut
Kayu-kayu melapuk di dalam hati, lelah dimakan musim
Tak lagi berani kunanti sapa, sejak bisu merebutmu dariku
Ini sudah Januari, tapi Desember terus menyakiti kebisuan

Aku tak lebih dari huruf-huruf berserakan yang kau punguti
Tetap kau tusukkan pada garis-garis halus telapak tanganmu
Desember mendatangi Januari lagi, memakiku dengan gemuruhnya
Bukan aku yang meniadakanmu, tapi heningmu yang meminta Desember kembali di Januari,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"