Kamis, 10 Januari 2013

SIAPA YANG KAU PUISIKAN?

Pernah kutanyakan pada puisi yang lewat di keningnya sore itu,
"Siapa yang hendak kau bawa ke desa di bawah sana dengan raut muka berlipat-lipat seperti itu?"
Tak satu pun suara sampai pada tipis telinga dan lapang dadaku, hanya mataku yang sibuk bergerak kesana kemari mengikutimu kian kemari.

Nyaris selalu begitu ketika senja mulai mengajak awan-awan hitam bermain di pelupuk mata.
"Hei, siapa yang kau puisikan dalam mata terpejam dan dada bergumuruh hari ini?" masih tak ada jawaban, sebentar....

Dari sini kulihat kau mengumpulkan huruf demi huruf itu ke dalam dadamu, merangkainya dalam mata berbinar dan....kau menangis??
"Sejak pagi kukumpulkan huruf-huruf itu agar bisa kubaca, tapi tak pernah terbentuk satu kalimat pun....," aku menyesal kenapa tidak sedari pagi kemarin kuhabiskan saja waktu untuk menjawab mulutmu yang berisik dan matamu yang selalu mencariku,"

"Aku menyesal tidak mengenalimu sedari pagi hingga petang menghadang,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"