Hanya lirih memanggilmu, datanglah
Kedap hati enggan beranjak tanpa pijak
Setia menadah hening dalam setumpuk rindu
Mimpi-mimpi ini terbata-bata
Tak selantang kemarin memintamu ada
Masih merekatkan asa karena kemarin
Bilakah rindumu memburuku hingga persimpangan?
Seperti butir-butir pasir di sela jemari kaki
Pernah mengajakku berkelana pada kita dalam cerita
Aku masih membaca hatimu dari setiap halaman waktuku,
Belum usang menyesap sepinya, hanya menawar waktu pada persimpangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"