Pagi ini kopi kita meruah,
Secangkir cerita mengepul disana
Dari gelapnya butiran kisah kemarin
Kita menunggu hari ini, menghentikan tanya
Berbuih kepul asapnya meminta jawab,
Sekumpulan jejak datang kembali menghampiri
Aku ingin terhenti disini dalam rebah kepala di bahumu
Andai aku bisa menikmati hangat nafasmu pada leherku
Panas kulit cangkir kita pagi ini membakar embun
Masih ada beku teringgal di kisi-kisi hati kita, lelah berlari
Inginnya berteriak meminta ampun pada waktu ; berhetilah
Tak hendak jenuh mata menutup rindu, "Aku pongah menghitung kita,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"