Senandungku terhenti,
Sunyi seketika tanpa bisik
Tak satu helai rambutmu menemani
Entah dimana terakhir kali jejakmu menapak
Secawan lamunanku rebah,
Meraba resah, memunguti bayangmu
Segala penjuru rindu mencibir gundahnya mau
Hatiku hambar menakar rasa, engkaukah pemilikku?
Silau mentari berebutan membakar bekunya rindu
Aku terkapar bersama harap yang lama mati tanpa kubur
Berlalulah keringnya rasa, usir kemarau dari pucat hatiku
Akan terus kunanti gerimis membasuh, membawanya kembali lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"