Jangan ajari kemaluanku bicara
Tak usah penuhi ranjang kita dengan puisi
Kalau kata-kata yang berkeringat disana hanya...
Tentang kemaluanku yang terus kau paksa berkisah
Jangan puisikan kemaluanku,
Segala peluh dan desah biarkan tetap disini
Kau menjerit, pun memekik...biarlah ranjang yang menahu
Tinggalkan kemaluanku pada ruang gelap ini ; menghitamkan ketelanjangan
Sejak malam ini, akan ku puisikan kemaluanmu
Mengabarkan pada angin malam tentang legamnya persetubuhan
Biar dunia tahu, betapa biadabnya ranjang melacurkan ikatan akad
Sampai terbenam dalam birahimu, "Kemaluanku terlanjur menertawakan setia,"
hahahahah serem amat.. asoooy!
BalasHapusSeperti biasane mas, setengah mateng, 'maki' mas :)
Hapusaku suka ini puisi. lugas walau sedikit keras.
BalasHapusjangan puisikan kemaluanku. sebab aku sedang dirundung malu.
Salam kenal saya, senang berkenan mengunjungi kelugasan saya. Mohon selalu 'caci makinya' :)
Hapus