Segenggam pasir luruh satu-satu
Menyapa daratan dalam ciuman panjang
Kita terikat liat pada setengah terjalnya tebing
Asa tergantung ditiupi angin gunung, ini bukan badai
Kau sama seperti mereka,
Datang bersama hujan sebelum kemarau berkilau
Lalu pergi sewaktu mentari masih berwarna oranye
Kisah kita tak pernah bermula dari kata, huruf-huruf tak tercipta
Senja memaksa kita menuliskan cerita
Malam meminta luka-luka menganga berkaca
Kita bertemu sewaktu lelah menggunung dalam rentanya pundak
Puncak-puncak mimpi mulai pudar, kau kesana...dan aku rebah bersama huruf-huruf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"