Aku lupa,
Sewaktu itu pagi berwarna apa
Seperti pernah terlintas dalam raut
Lalu begitu saja memudar bersama tawa
Aku berkeras mengingat sedingin apa setetes embun
Yang hadir hanya diriku dan dirimu di bawah gerimis pagi
Diam membisu, gagu memukul...hening tak berpayung terang
Harihari datang melingkari awan hitam di bawah mata, kelabu
Dulu kita menyimpan banyak senyuman
Lebih banyak lagi mimpi tentang altar tak beratap
Tak sepenggal pun jeda berjarak dalam garis-garis di telapak tangan
Sampai tiba kita di satu pagi yang terlupakan, bersama memulangkan senyuman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"