Pada jalan-jalan terbentang,
Kita tusukkan luka-luka di telapak kaki
Terangkum sudah kelam hitam di bawah mata
Beradu malam dalam jelaga buram legamnya nyata
Tercetak jelas kisah muram tentang resah
Penuh dengan huruf-huruf rebah, bercerita tanpa suara
Aku ingin pulang, menemui malaikat berwajah sendu
Meski langkah kaki terus menuju jalan-jalan bercabang
Hitamkan takdir gelap yang sunyi senyap,
Dengan darah dari kelopak mata ; berani untuk usai
Dalam teriakan genderang mau ; berontak demi masa
Sehitam apa pun kental darahku, jejakku kekal menghuni secangkir kopi pahit
tertata.. yup, mat pagi mbakYayag, sambil ngopi ini.. salam
BalasHapusMalam BangRe, senang selalu kau jenguk saya disini bang.
HapusMari ngopi lagi bang :)