Aku membuka pagi tanpa puting susu
Tak ada pelukan, menimang-nimangku
Aku mencarimu kemana-mana,
Di atas ranjang, pada pangkal paha bapak
Hanya tersisa bau keringatmu di tubuhnya
Kau kemana, Bu...?
Senja menyelimutiku tanpa senandung lirih
Tak ada bisikmu, menenangkan kantuk
Aku kehilanganmu dimana-mana,
Di bawah selimut, pada ketelanjangan bapak
Hanya terdengar nafas tak teraturnya
Kau ada dimana, Bu...?
Sebelum suamiku bangun,
Tak lama setelah bapakmu usai menggumuliku
Aku harus menyiapkan secangkir kopi untuknya
Sepulang suamiku bekerja,
Saat kemaluan bapakmu mengeras diatas tubuhku
Aku harus segera menghangatkan makan malamnya
Ibumu tak kemana-mana, Nak
Sejak akad mengikat kedua kakiku, aku tetap disini
Tak jauh dari pangkal paha suamiku yang mengeras
Hanya bisa mengangguk meski kerap ingin mendongak
Menunggu bentukku pudar, sampai akad dilepaskannya
Lalu bebas, meski terlunta dalam tubuh yang tak lagi muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"