Cangkir kopiku berkerak
Mencipta wajahmu disana,
Dalam gerimis satu-satu
Langit menceritakan resah
Boneka kertasku lusuh terbasuh hujan
Punggung tegaknya cemas meremas alur
Pelangi tak menghadirkanmu dalam warnanya
Waktu retas perlahan berteman kidung sunyi
Ku hirup aroma tanah dalam sandar di bahumu
Tak ada kisah ku ceritakan setelah hening bermunajat
Diam ku genggam hangatnya cangkir kopi yang berontak
Kau ada di sana, berwajah sayu dalam birunya lagu meragu
Sekian jeda melukis wajahmu,
Tak biasa ku buai bisu dengan candu
Aku mulai terbiasa menyelimutkan sepi pada sendiri
Dengan luruh wajahmu menghapus rasa yang ku akhiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"