Aku pupus
Dalam hempasan penuh maki
Terjerembab pada dasar kisah yang terputus
Memilih mati lebih awal untuk tragisnya benci
Aku sekarat
Dalam letihnya pengharapan
Terjerat pada panasnya bara yang menyengat
Memutuskan melepas nyawa untuk kematian
Kau alas kakiku,
Yang kugagahi dalam senggama durjana
Kutelanjangi tanpa doa dan ikat akad sebelum pagi membeku
Kau penyadur tawaku ketika tiap kali kau tunggu cinta setelah senggama
Kita adalah malam dan ranjang
Menghitam pada kelamnya jelaga tak berpenghalang
Terus meratapi noda dalam dusta-dusta yang telanjang
Kitalah cermin retak, pengingat cabulnya ranjang tanpa nama terang
Dalam hempasan penuh maki
Terjerembab pada dasar kisah yang terputus
Memilih mati lebih awal untuk tragisnya benci
Aku sekarat
Dalam letihnya pengharapan
Terjerat pada panasnya bara yang menyengat
Memutuskan melepas nyawa untuk kematian
Kau alas kakiku,
Yang kugagahi dalam senggama durjana
Kutelanjangi tanpa doa dan ikat akad sebelum pagi membeku
Kau penyadur tawaku ketika tiap kali kau tunggu cinta setelah senggama
Kita adalah malam dan ranjang
Menghitam pada kelamnya jelaga tak berpenghalang
Terus meratapi noda dalam dusta-dusta yang telanjang
Kitalah cermin retak, pengingat cabulnya ranjang tanpa nama terang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"