Kutanya ketika kau memelukku,
"Sedamai ini jugakah kau memeluknya?"
Begitu menghangati relung jiwa
Sangat kuat dan melumat liat tubuhku
Kucari jawabnya pada ekor matamu,
"Seteduh itukah matamu menatapnya?"
Bersinar merenggut semua gelap
Sekelumit pandang, meluluhkan semua sendi
Kuingin menahu sampai dimana getaran itu,
"Seritmis itukah kau mencintainya?"
Bagai hening mengkultuskan segala puja rasa
Sebegitu dekat dan menyesatkan akal sehat
Seerat itu kau memeluk
Sehangat itu matamu mengayomi
Pun sekultus itu kau mencinta
Aku bukan ada setelahnya, aku tak pernah mau jadi yang kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"