Jumat, 26 Agustus 2011

TOILET

Beberapa waktu kemarin, berkali lebih sering kusinggahi
Kubakar sebatang rokok lalu penuhimu dengan asapnya
Gantung makian yang ini disudut kiri, sudut kanan kuisi serapah
Injak kupijak mukamu dalam-dalam pada telapak kakiku yang basah
Mati sajalah segera, aku mengamuk dan muak untuk takdirmu!
Teriakkanku lantang mencabik-cabik mukamu yang setengah binatang
Jemari-jemari ini gemeretak menampik semua masam durjamu tanpa ampun
Aku biang di singgasanaku, punyai kuasa!
Menimbunmu tanpa nyawa atau setengah hidup disini dalam imagi adalah mauku
Darahmu tidak pernah ada dalam tiap tetes yang menghidupi jiwaku yang lama mati
Berdesau risau walau tanpa pengakuan sekalipun jadi tunai untuk harga diri
Hidup tidak untuk selalu menjadi beli-belianmu meski toilet tempatku memperbudak adamu!











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"