Selasa, 24 Desember 2013

RINDU YANG BERCERMIN

Kembali dekat pada rimbun hutan Cemara yang menjulang tinggi, dengan jemari tangan mengiba pada pinggiran selimut kusam, lalu bernafas perlahan seusai doa-doa yang basah...., masih sama persis hangatnya dgn mengingat kisah pada kerak secangkir kopi yang dulu tak pernah tandas tanpa sapa dan salam,
"Sekian pintu kuketuk dengan rindu,"
"Bertemukah kau dengan cinta di matanya?"
Hening menyenggamai jarum jam yang terlanjur terengah, mampukah rindu bercermin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"