Selasa, 08 Oktober 2013

UNTUK KEKASIH

Puisinya menyelinap masuk ke dalam kamar, tanpa suara. Seketika merasuki tubuh sang kekasih. Khusyu' memulangkan rindu.
"Sepanjang jalan, larik-larik puisiku adalah rindu yang tak terkalahkan jeda...," huruf-hurufnya berwajah dirimu, diksinya adalah rasamu yang menuntunku pulang.
"Bgmana mungkin aku bisa mengelak menuliskan bait-bait puisi untukmu...," kalau tak ada apa pun di sekujur tubuhku selain rintihan doa-doa rindumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"