Terbahak untuk sekelompok anjing-anjing hutan di tengah kota yang membenamkan banyak mimpi orang-orang dalam botol-botol arak, seperti memeras airmata dari tubuh sendiri yang telanjang.
"Aku hanya ingin terbahak, mabuk tawa, lalu....," meratapi diri yang seorang diri.
Bahkan anjing-anjing hutan yang sering ditertawakannya pun tak sudi menjilati airmatanya, tak sudi menguburkan bangkai saudara sedarahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"