Selasa, 08 Januari 2013

BERKELINDAN DENGAN EMBUN

Pagi di bahu kirimu genap berembun
Keras menempa sepi yang terus dihidupkan
Entah siapa yang nanti lebih dulu sampai
Mungkin tak akan lagi ada tanya tentang khabar

Hanya sesekali akan dirajam hening
Lalu beberapa baris kata memanggul beku
Sudahi saja kalau masa terlampau suka berdiam diri,
Butir-butir embun melukis wajahku pada sepertiga malam

Kukemasi kisah-kisah di jendela kaca berembun,
Permainan ini terlalu usang untuk diri yang kian renta
Simpanlah lembabnya untuk pagar besi di dada keroposmu
"Masih ada secangkir kopi panas yang akan kuseduh untuk kesia-siaan yang terus kau ingatkan,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"