Ketika itu hatinya kosong
Tak menahu hendak di isi dengan apa
Secuil rasa tentang hangat tak lebih dari bohong
Hati itu beku tak berisi apa pun, hampa penuh nelangsa
Malam itu kau isi jiwanya dengan mimpi
Kau genggam erat tangan dinginnya yang beku
Hangat itu perlahan dirasakannya di sela-sela diri
Di mulailah parade setianya rasa pada rerindu baru
Sekarang matanya tanpa binar
Lebih mati dari kematian yang kemarin membuatnya terbunuh
Tak ada dirimu di sana, tak juga ada dirinya dalam nadi yang bergetar
Malam ini dia terbunuh setelah lebih dulu jiwanya membusuk tanpa ruh
Malam setelah malam itu,
Dia tak lagi kuasa membohongi cintanya padamu, cinta yang tak diperbolehkan
Malam setelah malam itu,
Cinta yang di harapnya membuat tegak pijak, tak lebih dari cinta yang penuh kebohongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"