Aku mendera lara dalam masa penuh sengsara
Tak pernah lagi kuingat bagaimana mengundang asa
Berdiri tegak dalam gegap gempita sudah kulupa rasanya
Sekali tercabik-cabik penuh darah dan airmata
Selamanya masa menjauhkanku dari bahagia
Kutemukan sesal dengan sekelumit pinta kala gusar
"Sekali dalam durasi aku ingin jadi biru yang disukai mercusuar..."
Ingin kutahu seperti apa rasanya hadir dan menggetarkan bak halilintar
Pinta, harap, mau, dosa dan nestapa hanya satu sore di sebuah selasar
Berganti baru tapi tak juga menjauhkanku dari sedih yang hingar bingar
Senjaku yang temaram tanpa teman dan kesetiaan lagi
Aku pernah mencari dalam tirani yang melukaiku pada satu elegi
Sempat juga malam-malam kubunuh hanya dengan imagi
Hitung mundur sudah mengharuskanku bersiap untuk pergi
Tak pelak lagi kutukan ini menjadikan takdirku di awal pagi
"Aku pamit, titip jaga gelap gulitaku hingga kelak kembali bergerigi..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"