Biar kupilih merahnya darah
Terang benderang pun di gulita malam
Agar terus menyala di saat semua muram
Hitamkan alis mataku,
Sampai mendung di langit jatuh iri
Paling hitam di pagi yang menyalak
Biar semua mata membeliak di bawah daguku
Pulas sekal kedua pipiku,
Hingga malam tak lagi punya bulan
Semua indah kurampas untuk wajahku saja
Bahkan bumi pun sekejap kehilangan mukanya
Dan disaat hening banyak bertanya,
Aku tak lagi bisa menjawab dengan jujur
Cermin menertawakanku, tak hendak mengingat namaku
"Aku hanya manekin pesolek, palsu sejak Tuhan tak mengenaliku...,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan "cacian"mu dan ajarkan saya agar tetap bisa "menunduk"