Kamis, 31 Mei 2012

SEKEDAR JEDA

Sekali lagi kupanggil namamu
Dalam hitamnya malam tanpa kata
"Tegakkan kakiku dengan perih!"
Luruh lantak asaku masih saja berteriak

Sendiri menapaki hati dalam gelisah
Pada sebagian raga tak bernyawa, karam
Entah berapa kali menelan pilunya nelangsa
Langit-langit kamar sampai pada gemuruh dada

Aku tak pernah berani menatap matanya 
; memintanya ada membawa segumpal derita
Lalu mengharapnya singgah selamanya disini
Aku hanya sekedar jeda, sekejap dihampiri, selamanya dilupa   



Baca Selengkapnya - SEKEDAR JEDA

Jumat, 25 Mei 2012

WAJAH DALAM BOTOL

Aku mencari jejak
Meningkahi awalku bermula
Pada senggama berkesudahan
Jejakku di dalam botol, ternoda dalam hening

Aku mengejar arah
Berlarian menyusuri warisan janji
Dalam persetubuhan cermin-cermin akad
Arahku membentang aral, memagut bisunya nista

Wajahku pucat meneriaki takdir
Mencari benak dalam semak belukar pengingkaran
Tiap pagi menghitung noda, kala malam melukis nista
Tercekat leher botol dalam tubuh transparan, terikat pada ranjang berpuluh wajah




 


Baca Selengkapnya - WAJAH DALAM BOTOL

Rabu, 23 Mei 2012

REBAH BERSAMA HURUF-HURUF

Segenggam pasir luruh satu-satu
Menyapa daratan dalam ciuman panjang
Kita terikat liat pada setengah terjalnya tebing
Asa tergantung ditiupi angin gunung, ini bukan badai 

Kau sama seperti mereka,
Datang bersama hujan sebelum kemarau berkilau
Lalu pergi sewaktu mentari masih berwarna oranye
Kisah kita tak pernah bermula dari kata, huruf-huruf tak tercipta

Senja memaksa kita menuliskan cerita
Malam meminta luka-luka menganga berkaca
Kita bertemu sewaktu lelah menggunung dalam rentanya pundak
Puncak-puncak mimpi mulai pudar, kau kesana...dan aku rebah bersama huruf-huruf
Baca Selengkapnya - REBAH BERSAMA HURUF-HURUF

Selasa, 22 Mei 2012

MEMULANGKAN SENYUMAN

Aku lupa,
Sewaktu itu pagi berwarna apa
Seperti pernah terlintas dalam raut
Lalu begitu saja memudar bersama tawa

Aku berkeras mengingat sedingin apa setetes embun
Yang hadir hanya diriku dan dirimu di bawah gerimis pagi
Diam membisu, gagu memukul...hening tak berpayung terang
Harihari datang melingkari awan hitam di bawah mata, kelabu

Dulu kita menyimpan banyak senyuman
Lebih banyak lagi mimpi tentang altar tak beratap
Tak sepenggal pun jeda berjarak dalam garis-garis di telapak tangan
Sampai tiba kita di satu pagi yang terlupakan, bersama memulangkan senyuman
Baca Selengkapnya - MEMULANGKAN SENYUMAN

Minggu, 20 Mei 2012

MENYEMBUNYIKAN NERAKA DI AWAL PAGI

Aku menunggumu pulang, Mak
Ingin kulihat surgaku di telapak kakimu
Tempat kelakku memagut kekal kasihNYA
Disini, di awal pagi ku nanti senyummu merekah

Hari ini kubawa pulang surgamu, Nak
Letih semalaman kuadukan takdir pada neraka
Merajuk rayu dalam ketelanjangan yang memuakkan
Terlacur lagi pada tubuh-tubuh telanjang, menyabung birahi

Tiap malam tak pernah ku tutup mata
Ketakutan menyelimuti doa-doaku, surgaku tergadai
Cacat takdir merebahkanmu ketika malam memaksa datang
Aroma mereka di tubuhmu tak pernah mencuri surgaku, Mak!

Aku takut menatap matamu, Nak
Bening danau pada raut mukamu adalah pagiku
Kelak, tantanglah malam dengan bara di matamu
Pelacur tua ini akan terus memberimu surga dari pasungan neraka
Baca Selengkapnya - MENYEMBUNYIKAN NERAKA DI AWAL PAGI

Jumat, 18 Mei 2012

JEJAK HITAM SECANGKIR KOPI PAHIT

Pada jalan-jalan terbentang,
Kita tusukkan luka-luka di telapak kaki
Terangkum sudah kelam hitam di bawah mata
Beradu malam dalam jelaga buram legamnya nyata

Tercetak jelas kisah muram tentang resah
Penuh dengan huruf-huruf rebah, bercerita tanpa suara
Aku ingin pulang, menemui malaikat berwajah sendu 
Meski langkah kaki terus menuju jalan-jalan bercabang

Hitamkan takdir gelap yang sunyi senyap,
Dengan darah dari kelopak mata ; berani untuk usai
Dalam teriakan genderang mau ; berontak demi masa
Sehitam apa pun kental darahku, jejakku kekal menghuni secangkir kopi pahit



Baca Selengkapnya - JEJAK HITAM SECANGKIR KOPI PAHIT

Rabu, 16 Mei 2012

MEMPERSILAHKAN KETIADAANMU

Senja ini aku terbelah,
Kembali memangku luka
Memasung bara dalam dada
Kaku membelai kilau matahari

Telingaku pekak, tak mau mendengar
Bola mataku kelam, terajam  keheningan
Tak sanggup lagi bibirku memanggilmu
Memintamu hadir, terus tercibir kenangan

Aku menyerah,
Sejak sejarah tak pernah berkisah tentangku
Sedari sunyiku bergambar punggung kakumu
Kupersilahkan ketiadaanmu untuk semua bisu yang kutakuti
Baca Selengkapnya - MEMPERSILAHKAN KETIADAANMU

Selasa, 15 Mei 2012

MATI DALAM KETIDAKADAAN

Dia menamparku
Menendangi lukaku yang menganga
Memaksaku kalah saat kupanggil namamu
Aku menggapaimu, mencari adamu

Mereka menertawakanku
Menjungkalkan kepalaku pada kubangan
Menundukkanku ketika kulukis wajahmu di langit
Aku tengadah, memintamu berpijak padaku

Tak lagi ada bentukku di hadapanmu
Airmata ini tak berani mengalir, tak mungkin kau keringkan
Lukaku terus menganga, tak akan sempat kubagikan padamu
Dia tak pernah meninggalkanku ; aku mati dalam ketidakadaan
Baca Selengkapnya - MATI DALAM KETIDAKADAAN

Minggu, 13 Mei 2012

MENGANGKANGI CINTAMU

Ingatanmu penuh denganku,
Basah dengan peluh berkilatan
Lembab dalam perkawinan kelamin
Melulu tentang teriakan kala senggama

Rindumu pecah dari pangkal paha
Kejang mengeras, tuntas bersama desah
Pupus tak berjejak, hanya menyisa lendir
Rasa tertukar liarnya persetubuhan cabul

Lalu kelak kau tanyai masa,
Dimana dulu kutanam cinta dihatimu?
Tak ada apa pun di hatiku, mungkin selangkangku mengingatmu
Aku mencintaimu saat kemaluanku masyuk menyetubuhi nikmat!
Baca Selengkapnya - MENGANGKANGI CINTAMU

Sabtu, 12 Mei 2012

PERABUAN MALAM

Sekejap malam,
Aku memeluk mimpi
Dalam tubuh bugil berlarian
Mengemasi wajah-wajah anyir

Sepanjang temaram,
Kau mengelabui bilik hati
Penuh bisik menggauli kegamangan
Membungkus jelaga dalam perabuan satir

Bernyanyilah dengan segenap denyut kenangan
Suarakan pada semesta, "Kau tak pernah beranjak dariku,"
Tancapkan kekosongan di dadaku yang merunduk, terasing
Aku tak pernah mampu membuatmu tegak berdiri menatap lukaku
Baca Selengkapnya - PERABUAN MALAM

Jumat, 11 Mei 2012

MENYEBUTNYA GURAUAN UNTUK LUKA

Beringin itu masih menjadi atap
Menjauhkan mata dari birunya langit
Menolak mentari menyapa bukit di pipi
Hatiku menetapi pijak di bawahnya, berteduh

Terkadang hujan memaksa rintik menembus relung
Meramaikan ruang-ruang yang sudah lama terbiasa bisu
Menyelimuti berisik hati saat jejak-jejak kecil tak lagi tercipta
Ragaku bersandar pada kokoh batangnya, sibuk mencari diri

Aku tak mengenalmu untuk tawa
Begitu terasing dari jiwamu yang redup
Kau tak menginginkanku dalam bahagia
Sangat tersembunyi pada gelapnya malam

Bukan kita yang bercanda ketika mengharap suka
Bukan juga kita yang berani menyayikan sebait lagu
Bukan..., kau masih terus memulas luka di sudut bibir
Dan aku setia menyebutmu gurauan untuk luka-lukaku
Baca Selengkapnya - MENYEBUTNYA GURAUAN UNTUK LUKA

Sabtu, 05 Mei 2012

HINGGA KELAK BERTEMU MUARA

Entah kau simpan aku dimana
Pernah kucari pada tegak kata-katamu
Aku tak ada,
Pernahkah kau kehilangan aku?

Berpuluh malam ku kumpulkan dirimu disini
Ketika kau datang, kusimpan pada dinding kamar
Sedikit senyummu menghuni langit-langit malamku
Lekat ku ikat pada sekat tempatku penuh pengharapan

Karena kelak ada di pelupuk mata
Langkah kakimu akan membentang jarak
Mengusung dirimu yang segera tak ku kenali
Dan aku terbelah, entah kapan bertemu muara
Baca Selengkapnya - HINGGA KELAK BERTEMU MUARA

Kamis, 03 Mei 2012

MENARI BERSAMA HUJAN

Mari menemani hujan
Biarkan sekujur tubuh basah
Musim penghujan kali ini kita kalah
Terpendar pada sudut berbeda, berjauhan

Mari menari bersama hujan
Lepaskan tawa penambah irama
Mungkin ini akan jadi tarian terakhir kita
Esok terpisah, berlarian di jalan-jalan berbeda

Saat hujan berhenti,
Berpalinglah tanpa membawa kenangan
Biarkan kita berlalu bersama semusim hujan
Tak lagi menyimpan ruang untuk bias angan
Baca Selengkapnya - MENARI BERSAMA HUJAN

Rabu, 02 Mei 2012

MENYUDAHI MATI

Tersudut di satu malam
Berkabung sepanjang masa
Rajam kejam pijak kaki di kegelapan
Aku enggan pulang dalam tubuh terlacur

Terpaksa merindu cumbu
Semalaman terpasung ranjang berderit
Harapan timbul tenggelam, rebah dalam peluh
Aku lelah mencari cinta di bawah tubuh telanjang

Kujahit rapat malam-malam penuh tanya
Membungkam mulut tanpa doa-doa terucap
Ditingkahi lenguh birahi tubuh-tubuh telanjang
Bukakan satu pintu untukku, tempatku pulang menyudahi mati

Baca Selengkapnya - MENYUDAHI MATI

Selasa, 01 Mei 2012

RINDU TAK BERARAH

Aku merindukanmu,
Salah! Rindumu malu-malu
Rindumu hanya sebaris lagu
Sesekali kau perdengarkan di malam biru

Aku mencintaimu,
Bohong! Cintamu ragu-ragu
Cintamu hanya selarik puisi haru
Sekedar kau tuliskan, lalu kau biarkan berlalu

Kau membohongi batu
Menipu hati yang terlanjur beku

Lubangi batu ini dengan airmatamu
Lukailah...dan biarkan selamanya aku membisu
Baca Selengkapnya - RINDU TAK BERARAH